MARILAH BERKREASI

MARILAH BERKREASI

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 19 April 2014

ALAT TES KRAEPELIN



KATA  PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” ALAT TES KRAEPELIN”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: ibu…. selaku dosen kami yang telah memberikan tugas ini untuk kami, dan semua teman – teman yang turut memberikan dukungan, dan slalu mengingatkan kami.  Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.  Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.




 


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG TES KRAEPELIN

Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari factor – factor yang merupakan kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Tes ini sebenarnya dibuat awalnya diperuntukan untuk  keribadian. Akan tetapi seiring berjalannya waktu  dan dengan semua perkembangannya akhirnya berubah menjadi tes bakat.  Ini dilakukan dengan cara merubah tekanan skoring dan interpresi. Keunggulan dari alat tes ini terdiri dari bebagai factor yaitu, kecepatan, ketelitian, keajegan, dan ketahanan kerja dalam tekanan.

1.2   BIOGRAFI EMILIE KRAEPELIN

Emilie Kraepelin atau lebih dikenal dengan nama Kraepelin, lahir pada tanggal 15 Pebruari 1856 di Neustrelitz. Pada tahum 1878 dia menjadi dokter di Wurzburg, dan kemudian menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich. Dia memutuskan  pindah ke Leipzig pada tahun 1882, dan memilih untuk bekerja dengan Wundt yang juga merupakan kawannya sewaktu mahasiswa. Kraepelin juga pernah menjadi seorang psikiatri dan merangkap sebagai director di klinik psikiatri yang beradi di Munich, itu tepatnya dari tahun 1903 samapai dia wafat pada 1 Oktober 1926.
Sebagai seorang psikiatris Kraepelin mempelajari gambaran dan klasifikasi dari penyakit – penyakit kejiwaan, yang pada akhirnya ditetapkan sebagai dasar penggolongan penyakit – penyakit kejiwaan, atau sering disebut sebagai Diagnostic and Statistical Manual Disorder (DSM), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Dia juga percaya jika klasifikasi gejala – gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi  maka penyebab kejiwaan akan mudah untuk diteliti dan diketahui.
Penyebab Kraepelin menjadi seorang yang terkenal itu terutama karena kecermatannya dalam menggolongkan penyakit kejiwaan yang lebih dikenal dengan psikosis. Dia membagi psikosis menjadi dua golongan utama yaitu dimentia praecox dan psikosis manic-depresif. Dimentia praecox merupakan gejala awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia. Dia dikenal juga sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, seperti halnya yang dia lakukan untuk mengetahui adanya kelainan – kelainan kejiwaan.  Salah satu tes yang dia ciptakan dan banyak di gunakan oleh sarjana psikologi di Indonesia pada tahun 1980an adalah Test Kraepelin.



BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. PANDANGA PARA AHLI TERHADAP TEST KRAEPELIN

Dr. J. de Zeeuw, memiliki pandangan bahwa tes kraepelin digolongkan sebagai tes yang dipergunakan untuk mengukur factor – factor non intelektual (tes konsentrasi). Sedangkan menurut Anne Anastasi  (psychological Testing), tes Kraepelin merupakan sebuah “Speed Test” . Adapun ciri utama dari sebuah speed test adalah tidak adanya waktu yang cukup u tuk menyelesaikan semua soal. Sebenarnya dalam tes kraepelin, testi memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya setiap jalur  tes, kerena yang sebenarnya dilihat disini adalah bagaima kecepatan teste.
Menurut Anne Anastasi, selain kecepatan kerja, factor lain yang dapat diketehui dengan menggunakan tes kraepelin adalah mengenai ketelitian, konsentrasi, dan stabilitas dalam bekerja. Selain itu aspek – aspek psikologis yang berpengaruh pun bermacam – macam, misalnya saja mengenai persepsi visual, koordinasi senso-motorik, pushing power, ketahanan, learning effect.

2.2 TUJUAN PENGETESAN DENGAN TES KRAEPELIN

Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan sepertia apa tipe performance seseorang, misalnya 
  1. Hasil penjualan yang rendah, dapat menggindikasi adaya gejala depresi mental. 
  2. Terlalu banyak seseorang melakukan  salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental
Selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance dari seseorang. Hal itulah yang menyebabkan tekanan skoring dan interpresi lebih didasarkan pada hasil tes yang diperoleh secara obyektif bukan pada arti proyektifnya.
Dari perhitungan obyektif tersebut, kemudian dapat diinterpretasikan tujuan tes kraepelin yang mencakup 4 hal:
1.      Faktor kecepatan (speed factor)
Dimana dalam factor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang  atau teste saat mengerjakan tes.  Apabila hasil yang diperoleh oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran. Seperti pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik, dan chart. begitu pula sebaliknya  jika hasil yang diperoleh randah dapat di ketehui teste memiliki kecepetan bekerja yang rendah pula.

2.      Faktor ketelitian (accuracy factor)
Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi,adapun  arah karir yang cocok untuk katagori ini  yaitu bekerja pada bidang manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika
3.       Faktor keajekan (rithme factor)
Faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah karir yang cocok  yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Dimana dalam factor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.
2.3 PROSES KINERJA TES KRAPELIN
Ini kami sajikan contoh dari bagaimana prosesdan kinerja ter Kraepelin. Untuk melakukan tes Kraepelin ada beberapa hal yang harus disiapkan dan dilakukan daiantaranya sebagai berikut:
ü  Alat yang Dibutuhkan
1. lembar tes Kraepelin, tes ini terdiri dari 45 lajur angka, namun biasanya yang dikerjakan hanya 40   lajur.
2. stopwatch
3. pensil
4. meja yang cukup luas
5. papan tulis , kapur atau flip chart untuk dipergunakan tester saat menjelaskan pada teste

ü  Prosedur Kerja yang Harus Dilakukan Dalam Pelaksanaan Tes
Ada beberapa presedur yang harus dilakukan, atau diterapkan saat ingin melakukan tes Kraepelin.
1. Teste di bagikan lembar tes pada testi
2. Teste diminta mengisi identitas pada tempat yang sudah ditentukan dalam lebar tes, dan tidak membuka lembaran tes sebelum diinstruksikan.
 3.Teste memberikan contoh mengisi/menjawab lembar tes di papan tulis.
4. Instruksi : “dalam tes ini anda akan menghadapi kolom – kolom yang terdiri dari angka. Tugas anda adalah “ :

1. Jumlahkan tiap – tiap angka dengan angka diatasnya, kerjakan dari atas kebawah.
2. Dari angka hasil penjumlahan tersebut, anda cukup menuliskan angka satuannya saja, misalnya hasil penjumlahan itu adalah 14 , maka anda hanya menulis angka 4 disamping kanan – antara kedua angka tersebut.
3. Bila anda membuat kesalahan dalam menjumlahkan, misalnya anda menjawab 8 padahal jawabannya adalah 3, maka anda tidak perlu menghapusnya. Anda cukup mencoret dengan satu garis angka yang salah tersebut dan menggantinya dengan angka yang benar.
4. Setiap mendengar ketukan (dicontohkan) , maka anda harus pindah ke lajur selanjutnya disebelah kanan. Dan mulailah kembali mengerjakan dari bawah keatas di lajur yang baru tersebut.
5. Anda hendaknya bekerja secepat dan seteliti mungkin.
6. Sebagai latihan marilah kita mengerjakan contoh yang terdiri dari 2 lajur angka yang terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari lajur kiri, mulai dari bawah dijumlahkan dengan angka diatasnya. “ya mulai”… setelah 30 detik beri ketukan, “stop, pindah kekolom selanjutnya”. Setelah 30 detik beri ketukan dan ucapkan “ya berhenti”. Setelah mengerjakan contoh pastikan semua testi mengerjakan dengan benar. “sekarang semuanya sudah paham?” , “sekarang letakkan dulu alat tulis anda”
7.Anda buka kertas yang ada dihadapan anda, bila saya beri tanda mulai maka anda mulai mengerjakan dari kolom paling kiri dari bawah keatas. Bila saya ketuk maka anda harus pindah kekolom selanjutnya. “Siap?” ,, “mulai !!”
 
ü  Skoring

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan skoring.
1.    Menyambung / membuat garis dari puncak tertinggi sehingga membentuk grafik
2.    Garis timbang : puncak teringgi + puncak terendah : 2
3.    Kecepatan testi mengerjakan lajur tiap menit :
2 x ( jumlah angka diatas garis timbang – angka dibawah garis timbang) : 40
4.    Ketelitian :
Jumlah kesalahan 15 lajur ( 5 lajur terdepan, 5 lajur tengah dan 5 lajur terakhir)

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari alat tes Kraepelin adalah sebagai alat tes bakat, Kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance seseorang. Oleh karenanya tekanan scoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil tes secara objektif bukan pada arti proyektifnya. Individu dikatakan memiliki performa yang baik apabila dalam rentang waktu yang lama dan dalam kondisi tertekan (stressful) mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti dan stabil.

3.2 SARAN

Tes ini bagus digunakan untuk menentukan atau menetapkan pekerjaan yang cocok untuk seseorang yang ingin bekerja, atau untuk instansi yang sedang melakukan recruitment tenaga  kerja.  Dan dengan kemajuan tehnologi tes ini dapat dibuat sedemikian rupa sehingga tes ini masih bias dimanfaatkan sesuai dengan peerkembangan jaman.

3.3 SARAN DALAM MENGERJAKAN TES KRAEPELIN

Ada beberapa hal yang patut untuk diperhatikan seseorang yang ingin melakukan tes kraepelin, hal – hal tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Yang paling penting dalam mengerjakan test ini adalah konsentrasi. Test ini sangat menguras energi,  usahakan untuk tidak blank dalam mengerjakan test ini.
2. Usahakan jumlah angka yang terjawab di masing-masing kolom stabil. Jangan memaksakan diri untuk menjawab di kolom-kolom awal sehingga kewalahan di pertengahan hingga akhir kolom sehingga terbentuk kurva yang zig-zag atau menurun. Kendalikan diri dengan patokan penjumlahan sesuai dengan kemampuan anda. Anda tidak perlu menyelesaikan semua penjumlahan sampai ujung atas untuk masing-masing kolom. Usahakan mematok lebih dari 12 perhitungan dan tetap stabil untuk setiap kolomnya.
3. Usahakan jangan terus mengerjakan kolom yang sudah habis waktunya karena akan menghabiskan waktu yang disediakan untuk kolom berikutnya dan pasti akan memberikan hasil yang jelek di kolom berikutnya.







DAFTAR PUSTAKA

Urbina, Susana.1946. Essentials of Psychological Testing (hlm.10-20). Canada: John Wiley & Son
[Ronald_Jay_Cohen_Mark_Swerdlik]_Psychological_Te(BookFi.org).pdf-Adobe Reader
http://usberstop.wordpress.com/2011/03/30/tes-kraepel

MAKALAH KODE ETIK




Kata Pengantar

       Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat RahmatNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai pengertian etika serta jenis jenis etika yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
      Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai apa itu etika dan apa saja jenis jenis etika yang banyak belum diketahui dan dipahami oleh para mahasiswa. Dan juga makalah ini dibuat sebagai tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “kode etik”
     Semoga apa yang di sajikan dalam makalah ini menjadi bermanfaat untuk  para pembacanya.






  

Daftar isi
Kata Pengantar........................................................2
Daftar isi.................................................................3
BAB 1
Pendahuluan............................................................4
Latar belakang.........................................................4
Tujuan Penulisan Makalah......................................4
Manfaat Penulusan Makalah...................................4
BAB II
Pengerian Etik.........................................................5
Etika Pribadi dan Etika Sosial.................................6
Manfaat Etika..........................................................7
Jenis – Jenis Etika....................................................7
BAB III
Kesimpulan..............................................................9
Saran ....................................................................... 9
Refrensi.................................................................... 9



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan lintas generasi terus berganti seiring dengan perkembangan manusia dan kebudayaan manusia. Maka tatanan hidup pun mulai berevolusi. Banyaknya kebudayaan dan percampuran kebudayaan dalam kehidupan kita banyak mempengaruhi etika kehidupan. Setiap negara yang memiliki kebudayaan berbeda maka negara tersebut pasti memiliki nilai-nilai etika yang berbeda pula. Akan tetapi, sangat di sayangkan anak remaja dan para siswa/I kita kurang mengerti tentang apa itu “ETIKA”.
Dalam makalah ini di jelaskan mengenai “ETIKA” . pengertian etika, dan jenis-jenis etika. Penyajian dalam makalah ini menggunakan bahasa yang mudah dan dapat dimengerti oleh remaja kita yang membacanya.
Dengan demikian kode etik adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang.
Semoga anak bangsa dan dunia mengerti bahwa beretika itu adalah hal yang penting. Untuk dilakukan hanya untuk orang lain tetapi diri kita sendiri , dari mu untukmu.
Tujuan dan manfaat
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Sebagai wawasan pengetahuan perkembangan kode etik.
2.      Memberikan pengetahuan baru bagi pembaca,khususnya bagi penulis tentang pentingnya kode etik.
 Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.      Berbagi informasi batu tentang pentingnya kode etik.
2.      Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan khusus nya bagi penulis.

BAB II
Pengertian Etika

Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris), mengandung banyak pengertian.
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitik beratkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian lain tentang moral.
ü  Etika dapat dibedakan menjadi empat (4) macam:

1.      Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian perbuatan seseorang.
2.      Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.
3.      Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.
4.      Etika sebagai filsafat, berarti mencari keterangan yang benar, mencari ukuran-ukuran yang baik dan yang buruk bagi tingkah laku manusia. Serta mencari norma-norma, ukuran-ukuran mana susial itu, tindakan manakah yang paling dianggap baik. Dalam filsafat, masalah baik dan buruk (good and evil) dibicarakan dalam etika. Tugas etika tidak lain berusaha untuk hal yang baik dan yang dikatakan buruk. Sedangkan tujuan etika, agar setiap manusia mengetahui dan menjalankan perilaku, sebab perilaku yang baik bukan saja bagi dirinya saja, tetapi juga penting bagi orang lain, masyarakat, bangsa dan Negara, dan yang terpenting bagi Tuhan yang Maha Esa.

Dengan demikian, menurut Bertens tiga arti etika dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.     Etika dipakai dalam arti: nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini disebut juga sebagai “system nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya etika orang jawa, etika agama Buddha.
2.    Etika dipakai dalam arti: kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Misalnya, Kode Etik Advokat Indonesia.
3.   Etika dipakai dalam arti: ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Arti etika disini sama dengan filsafat moral.

Dihubungkan dengan Etika Profesi Sekretaris, etika dalam arti pertama dan kedua adalah relevan karena kedua arti tersebut berkenaan dengan perilaku seseorang atau sekelompok profesi sekretaris. Misalnya sekretaris tidak bermoral, artinya perbuatan sekretaris itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku dalam kelompok sekretaris tersebut. Dihubungkan dengan arti kedua, Etika Profesi Sekretaris berarti Kode Etik Profesi Sekretaris.
Pengertian etika juga dikemukakan oleh Sumaryono (1995), menurut beliau etika berasal dati istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adapt-istiadat atau kebiasaan yang baik. Bertolak dari pengertian tersebut, etika berkembang menjadi study tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu, etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia. Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika perangai dan etika moral.
ü  Etika Pribadi dan Etika Social
Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal etika pribadi dan etika social. Untuk mengetahui etika pribadi dan etika social diberikan contoh sebagai berikut:
1)             Etika Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehinnga ia lupa akan diri pribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka mengganggu ketentraman keluarga orang lain). Dari segi usaha ia memang berhasil mengembangkan usahanya sehinnga ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam emngembangkan etika pribadinya.
2)             Etika Social. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata melakukan penggelapan uang Negara utnuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat tersebut adalah perbuatan yang merusak etika social.


ü  Manfaat Etika
1.  Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2.  Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah,                                     
     sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil
     sikap yang bisa dipertanggung jawabkan.
3.  Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4.  Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut
     oleh petugas.

Jenis-jenis Etika

Etika deskriptif

Etika deskriptif melukiskan tingkahlaku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan anggapan anggapan tentang baik dan buruk , tindakan tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu indivudu tertentu, dalam kebudayaan atau subkultur tertentu, dalam suatu periode sejarah, dan sebagainya.contohnya : etika deskriptif dapat mempelajari pandangan pandangan moral dalan uni soviet yang komunis dan atheis dulu : mengepa mereka begitu permisif terhadap pemburuan kandungan misalnya sedang dalam hal lain seperti pornografi mereka sangat ketat.
Sekarang ini etika deskriptif dijalankan oleh ilmu ilmu social: antropologi ,budaya, psikologi, sosiologi, sejarah dsb. Studi-studi termasyur tentang perkembangan kesadaran moral dalam hidup seorang manusia oleh psikolog swiss jean piaget dan psikolog amerika laurence Kohlberg merupakan contoh bagus mengenai etika deskriptif ini.
Dalam bab ini akan dijelaskan lagi bahwa salah satu perbedaan pokok antara filsafat dan ilmu ilmu lain adalah bahwa ilmu ilmu lain itu termasuk juga ilmu ilmu social bersifat empiris sedangakan filsafat melampaui tahap empiris. Karena itu dapat dimengerti bahwa etika deskriptif ini sebetulnya termasuk ilmu pengetahuan empiris dan bukan filsafat.


Etika normative
Etika normative merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung diskusi- diskusi yang paling menarik tentang masalah masalah moral.
Hal hal yang sama bisa dirumuskan juga dengan mengatakan bahwa etika normative itu tidak deskriptif melainkan perskriptif (memerintah) , tidak melukiskan melainkan menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral etika normative bertujuan merumuskan prinsip prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktik.
Etika normative dapat dibagi lebih lanjut dalam etika umun dan etika khusus.
1.      Etika umum
Berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teorietika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusiadalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatutindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yangmembahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2.      Etika Khusus
merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalambidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana sayamengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatankhusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsipmoral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana sayamenilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah salah satu unsure penting dalam kehidupan manusia. Etika adalah acuan manusia dalam berprilaku, yang seolah menjadi batas pembeda manusia dengan makhluk lainnya dalam berprilaku.

Saran

Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat di lakukan adalah :
1.      Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik.
2.       Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang di jalani.
3.      Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode etik