MARILAH BERKREASI

MARILAH BERKREASI

Total Tayangan Halaman

Senin, 12 Mei 2014

PENYUSUAIAN DIRI YANG SEHAT

  1. Pengertian penyesuaian diri
Semua manusia tidak dilahirkan dalam keadaan mampu atau tidak mampu menyesuaikan diri. Penilaian benar atau salah seseorang menyesuaikan diri tergantung dari kondisi fisik, mental dan emosional yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Manusia adalah organisme yang aktif ketika meraih tujuan dan beraktivitas yang berkesinambungan, maka disinilah letak penyesuaian diri manusia. Selalu ingin memuaskan keinginan dan kebutuhan jasmaninya. Akan tetapi, penyesuaian diri ini adalah bentuk dari kesehatan mental seseorang.

Penyesuain diri dalam bahsa aslinya dikenal dengan istilah Adjustment atau Personal Adjustment. Schneiders (1984), berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat di tinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :
  • Penyesuaian diri sebagai adaptasi (Adaptation)
Dilihat dari perkembangannya, penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation). Padahal adaptasi pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau biologis. Penyesuaian diri juga diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau survival). Oleh sebab itu, jika penyesuaian diri hanya diartikan sama dengan usaha untuk mempertahankan diri maka hanya selaras dengan keadaan fisik saja bukan penyesuaian dalam arti psikologis.
  • Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (Confornity)
Ada juga penyesuaian diri yang diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas yang mencakup norma-norma. Penyesuaian diri sebagai uasaha konformitas mengisyaratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diridari penyimpangan perilaku baik secara moral, sosial, maupun emosional.
  • Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (Mastery)
Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (Mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi. 

           Prinsip-prinsip penting mengenai hakikat penyesuaian diri, yaitu sebagai berikut :

- Setiap Individu memiliki kualitas penyesuaian diri yang berbeda.
·        -  Penyesuaian diri sebagian besar ditentukan oleh kapasitas internal.
·        -  Penyesuaian diri juga ditentukan oleh faktor internal dalam hubungannya dengan lingkunga individu yang bersangkutan.

        2.  Penyesuaian diri yang sehat 

Penyesuaian diri secara sehat adalah cara yang dilakukan manusia dalam pemenuhan kebutuhannya yang menunjukan keharmonisan dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik (Well Adjusted Person) jika mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Dikatakan efisien apabila mampu melakukan respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat mungkin. Dikatakan sehat apabila respon-respon yang dilakukannya dengan hakikat individu, lembaga atau kelompok antar individu, dan hubungan antar individu dan ciptaanNya.

C.      Proses penyesuaian diri

Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984), melibatkan tiga unsur yang akan mewarnai kualitas proses penyesuaian diri individu yaitu :

1)      Motivasi dan Proses Penyesuaian Diri
Motivasi sama dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidak seimbangan dalam organisme.
2)      Sikap terhadap realitas dan Proses Penyesuaian Diri
Secara umum dapat dikatakan sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas sangat diperlukan bagi penyesuaian diri yang sehat.
3)      Pola Dasar Penyesuaian Diri

Dalam proses penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri. Misalnya : seorang anak membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk. dalam situasi tersebut anak akan frustasi dan berusaha menemukan pemecahan yang berguna mengurangi ketegangan antara kebutuhan akan kasih sayang dengan frustasi yang dialami.


                      PENGERTIAN PERTUMBUHAN PERSONAL


       Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya. Carl Rogera (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan : Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.

 PENEKANAN PERTUMBUHAN DIRI

Dari bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Penyesuaian diri dengan lingkungan nya pun terus berkembang. Banyak kualitas penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi.

Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kearah kematangan tang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap dan tingkah laku. Pelekatan (fiksasi) pada setiap tingkat perkembangan bertentangan dengan  penyesuaian diri yang kuat, misalnya menggigit kuku, menghisap jempol, ngompol, ledakan amarah, atau membutuhkan sangat banyak kasih sayang dan perhatian. Perkembangan diri disebabkan oleh realisasi kematangan yang terjadi secara tahap demi tahap.

Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetapi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.

Adolph Meyer berpendapat bahwa kapasitas untuk menggunakan masa lampau dan bukan semata-mata menderita karenanya adalah perlu untuk penyesuaian diri bahwa penangan harus dipakai untuk menangani kenyataan sekarang dan kesempatan yang kreatif dapat direalisasikan dengan tinjauan yang sehat ke masa depan. Sikap yang sehat terhadap masa lampau, masa sekarang dan masa depan sangat penting untuuk penyesuaian diri yang sehat.
            

REFRENSI :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar