MARILAH BERKREASI

MARILAH BERKREASI

Total Tayangan Halaman

Rabu, 28 Januari 2015

Pentingnya komunikasi dalam manajemen


Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yag terpenting dalam manajemen karena proses manajemen baru terlaksana, jika komunikasi dilakukan. 
Secara morfologis, terminologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau coninaunicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian ( dalam sesuatu ), dan pertukaran tempat pembicaraan mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya, kata sifatnya communican artinya berdialog, berunding, atau musyawarah (Anwar Arifin 1998:19). Dalam bahasa inggris common, memiliki arti sama berkomunikasi berarti berusaha untuk mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti (Commonnes)
Pengertian luas dari para ahli yaitu : Car I I.Hovland mengemukakan bahwa “the process by which on individual / To modify the behaviour of other individuals / Communicates ( komunikasi adalah proses dimana seseorang / komunikator menyampaikan perangsang – perangsang [ biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata ] untuk mengubah tingkah laku orang lain / komunikasi ) Shimp (1993:8) mendefinisikan “ Communication can be thought of the proses of establishing a sommonness of oneness of thought between a sender and receiver. (menekankan lebih pada proses komunikasi yang bertujuan terciptanya persamaan pemikiran atau pendapat pada interaksi yang terjadi).



Proses Komunikasi
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna meralisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. 

  • Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi;
  • kedua : 2 Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah. 
  • Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. 
Hambatan 


1. Hambatan dari Proses Komunikasi

  •  Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya  atau   pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
  •  Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu. misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
  •  Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
  •  Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
  • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya. 

3. Hambatan  Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

Refrendsi.https://ajengjiwapangestu.wordpress.com/2014/01/15/komunikasi-dalam-manajemen/
http://aredhyta.blogspot.com/2014/01/a-komunikasi-komunikasi-merupakan-hal.html
http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/11/komunikasi-dalam-manajemen.html

 

Selasa, 20 Januari 2015

Stress dan Konflik dalam Manajement


  •         I.            Stres dalam Manajemen

         Stress adalah suatu kondisi dinamis dimana seseorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, tekanan, konflik, beban atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.

  1. Faktor fakor terjadinya stress

  • Faktor Organisasi dapat seseorang berpotensi stress apabila dalam lingkup organisasi atau pergaulannya memberi suatu tekanan.
  • Faktor Lingkungan seseorang dapat memicu stress akibat lingkungan sosialnya memberikan ia tekanan dalam mencapai suau target.
  • Faktor pribadi seseorang yg mempunyai pribadi yg cenderung tertutup memiliki potensi stress yang lbh tinggi dibandingkan dengan orang yg memiliki pribadi terbuka, dalam hal ini pribadi tertutup berpotensi mendapatkan tekanan yang lebih tinggi.

Stres kerja dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan oleh karyawan dimana tuntutan kerja yang terlalu banyak atau hubungan atar karyawan yang kurang maxsimal atau tidak bersahabat dan setiap individu memiliki tingkat stress yang berbeda  dalam mengendalikan stress dikarnakan kemampuan seseorang yang berbeda –beda dalam mengendalikan stress yang di alaminya. Stress di tempat kerja bisa sangat mengurangi kepuasan kerja seseorang dan dapat di ikuti prasaan yang tidak seimbang seperti mudah tersinggung, cemas, marah, bad mood dll.

Jenis – jenis stress
  1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif(bersifat membangun)
  2. Distress, yaitu respot terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak)


  1.       Konflik dalam manajamen

            Konflik adalah merupakan suatu yang tidak dapat di hindari, konflik dapat berpengaruh negatif atupun positif. Datangnya konflik membuat seseorang berbeda pendapat , berbeda tujuan atau membuat tujuan bersama dan masing-masing mepunyai prisip yang berbeda.

Bentuk konflik

  • Konflik destruktif  bisa di sebut juga konflik disfungsonal merupakan menimbulkan kerugian bagi individu atau individu lain. Misalnya dua orang individu tidak bekerjasama akibat permusuhan antara perorangan, atau antara perorangan berbeda persepsi satu sama lain mengakibatkan tidak ada pencapaian tujuan yang sudah di rencanakan dan konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
  • Konflik konstruktif bisa di sebut juga konflik fungsional yaitu menciptakan kenuntungan bagi klompok yang bekerjasama, berbeda dengan destruktif mengambil langkah dengean kerugian. dimana individu atau kelompok lebih menekankan keinginan yang timbul untuk bekerja keras  untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan perorangan.

Faktor faktor yang menimbulkan konflik.
Terdapat tiga sumber terjadi konflik, di kategorikan yaitu .( komunikasi, struktur, dan variabel pribadi).

  • Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalah - pahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik.
  • Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antar tujuan anggota dengan kelompok dan sistem imbalan.
  • Variabel Pribadi munculnya konflik akibat sistem yang dimiliki tiap-tiap individu, misalnya individu yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial.

Strategi penyelesaian konflik

  • Mengindari yang di maksud mengindari adalah jika ada isu atau masalah yang dapat memicu konflik tidak terlalu penting atau potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan di timbulkan.
  • Mengakomodasi itu bisa Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
  • Kompromi dan negoisasi juga bagus agar individu atau kelompok Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.

Sumber :
Sweeney, Paul D. & McFarlin, Dean B. (2002). Organizational Behavior: solution for management. International Edition. McGraw Hill Inc.


Selasa, 13 Januari 2015

Pengendlian/Control dalam Manajemen

Penjelasan
dimana suau atasan mengadakan penilaian atau koreksi pada bawahannya atau karyawan sehingga dpt diarahkan untuk mencapai tujuan yang digariskan bersama

Langkah – langkah Dalam Mengendalikan Fungsi Manajemen
Dalam proses pengendalian (kontrol) dibutuhkan langkah-langkah seperti berikut ini :
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan bila ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

Tipe – tipe Kontrol Dalam Manajemen
Ada 4 tipe kontrol dalam pengendalian manajemen, yaitu :
1.   Pengendalian dari dalam organisasi (kontrol internal)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk dari dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap).
2.   Pengendalian luar organisasi (kontrol eksternal)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi terhadap departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama pemerintah.
3.   Pengendalian preventif
Adalah pengendalian yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Maksud pengendalian preventif adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.
4.   Pengendalian represif
Adalah pengendalian yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud dilakukannya pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengendalian anggaran disebut post- audit).

Penjelasan Proses Kontrol Manajemen
Dalam proses pengendalian manajemen yang baik sebaiknya formal, akan tetapi sifat pengendalian informal pun masih banyak digunakan untuk proses manajemen. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan antara satu dengan lain, terdiri dari proses :
1.Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dan memperkirakansumber daya yang akan alokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2.Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu moneteruntuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggarananggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3.Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan.
4.Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian manajemen agar datauntuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.

Daftar pustaka
http://repastrepost.blogspot.com/2013/12/mengendalikan-fungsi-manajemen-dan.html?m=1
http://suparman-parmen.blogspot.com/2013/10/mengendalikan-fungsi-manajemen.html
Stoner, J.A.F., Sitrait, A. (1993). Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.