- Pengertian penyesuaian diri
Semua manusia tidak dilahirkan
dalam keadaan mampu atau tidak mampu menyesuaikan diri. Penilaian benar atau
salah seseorang menyesuaikan diri tergantung dari kondisi fisik, mental dan
emosional yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Manusia adalah organisme
yang aktif ketika meraih tujuan dan beraktivitas yang berkesinambungan, maka
disinilah letak penyesuaian diri manusia. Selalu ingin memuaskan keinginan dan
kebutuhan jasmaninya. Akan tetapi, penyesuaian diri ini adalah bentuk dari
kesehatan mental seseorang.
Penyesuain diri dalam bahsa
aslinya dikenal dengan istilah Adjustment atau Personal Adjustment. Schneiders
(1984), berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat di tinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu :
- Penyesuaian diri sebagai adaptasi (Adaptation)
Dilihat dari perkembangannya,
penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation). Padahal adaptasi
pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis
atau biologis. Penyesuaian diri juga diartikan sebagai usaha mempertahankan
diri secara fisik (self-maintenance atau survival). Oleh sebab itu, jika
penyesuaian diri hanya diartikan sama dengan usaha untuk mempertahankan diri
maka hanya selaras dengan keadaan fisik saja bukan penyesuaian dalam arti
psikologis.
- Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (Confornity)
Ada juga penyesuaian diri yang
diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas yang mencakup
norma-norma. Penyesuaian diri sebagai uasaha konformitas mengisyaratkan bahwa
individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu
menghindarkan diridari penyimpangan perilaku baik secara moral, sosial, maupun
emosional.
- Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (Mastery)
Penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan (Mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan
respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan
frustrasi tidak terjadi.
Prinsip-prinsip penting mengenai hakikat penyesuaian diri,
yaitu sebagai berikut :
- Setiap Individu memiliki kualitas penyesuaian
diri yang berbeda.
· -
Penyesuaian diri sebagian besar ditentukan oleh
kapasitas internal.
· -
Penyesuaian diri juga ditentukan oleh faktor
internal dalam hubungannya dengan lingkunga individu yang bersangkutan.
2. Penyesuaian diri yang sehat
Penyesuaian diri secara sehat
adalah cara yang dilakukan manusia dalam pemenuhan kebutuhannya yang menunjukan
keharmonisan dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan
penyesuaian diri yang baik (Well Adjusted Person) jika mampu melakukan
respon-respon yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Dikatakan efisien
apabila mampu melakukan respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat
mungkin. Dikatakan sehat apabila respon-respon yang dilakukannya dengan hakikat
individu, lembaga atau kelompok antar individu, dan hubungan antar individu dan
ciptaanNya.
C.
Proses penyesuaian diri
Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984),
melibatkan tiga unsur yang akan mewarnai kualitas proses penyesuaian diri
individu yaitu :
1)
Motivasi dan Proses Penyesuaian Diri
Motivasi sama dengan kebutuhan, perasaan,
dan emosi merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidak
seimbangan dalam organisme.
2)
Sikap terhadap realitas dan Proses Penyesuaian
Diri
Secara umum dapat dikatakan sikap yang
sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas sangat
diperlukan bagi penyesuaian diri yang sehat.
3)
Pola Dasar Penyesuaian Diri
Dalam proses penyesuaian diri sehari-hari
terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri. Misalnya : seorang anak membutuhkan
kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk. dalam situasi tersebut anak
akan frustasi dan berusaha menemukan pemecahan yang berguna mengurangi
ketegangan antara kebutuhan akan kasih sayang dengan frustasi yang dialami.
PENGERTIAN PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia disebut
sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya
sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang
khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap
dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak
sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi
sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan
mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan
proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan
sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga
adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga.
Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma
tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya
dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat
norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan
individu.
Pertumbuhan adalah proses yang
mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof.
Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang
terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi
sebelumnya. Carl Rogera (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi
pertumbuhan personal dalam suatu hubungan : Keikhlasan kemampuan untuk
menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan. Menghormati keterpisahan
dari orang lain tanpa kecuali.
PENEKANAN PERTUMBUHAN DIRI
Dari bayi hingga tua kita sebagai
manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Penyesuaian diri
dengan lingkungan nya pun terus berkembang. Banyak kualitas penyesuaian diri
yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi.
Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan
kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi.
Setiap langkah dalam proses
pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu
kearah kematangan tang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap dan tingkah
laku. Pelekatan (fiksasi) pada setiap tingkat perkembangan bertentangan
dengan penyesuaian diri yang kuat,
misalnya menggigit kuku, menghisap jempol, ngompol, ledakan amarah, atau
membutuhkan sangat banyak kasih sayang dan perhatian. Perkembangan diri
disebabkan oleh realisasi kematangan yang terjadi secara tahap demi tahap.
Pertumbuhan kepribadian
ditingkatkan oleh banyaknya minat
terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik
terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan
segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan.
Tetapi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang
merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus
dalam pekerjaan.
Adolph Meyer berpendapat bahwa
kapasitas untuk menggunakan masa lampau dan bukan semata-mata menderita
karenanya adalah perlu untuk penyesuaian diri bahwa penangan harus dipakai
untuk menangani kenyataan sekarang dan kesempatan yang kreatif dapat direalisasikan
dengan tinjauan yang sehat ke masa depan. Sikap yang sehat terhadap masa
lampau, masa sekarang dan masa depan sangat penting untuuk penyesuaian diri
yang sehat.
REFRENSI :