Jejaring sosial membantu kita untuk berkomunikasi
dengan teman-teman kita. Tidak hanya teman-teman tetapi juga orang-orang lain
yang mempunyai kesamaan pikiran, ide, dan minat dengan kita. Dengan begitu,
hubungan kita dengan teman kita dan hubungan kita dengan orang lain yang
mempunyai minat yang sama dengan kita akan mengembangkan hubungan antarpribadi
secara online.
Hubungan interpersonal adalah hubungan (yang relatif) jangka
panjang antara dua orang atau lebih yang didasarkan pada emosi, ketertarikan, kesamaan
minat, interaksi-interaksi sehari-hari, dan sebagainya. Hubungan interpersonal
meliputi keluarga, teman, pacar, pasangan seumur hidup, kenalan, teman kerja,
dan lingkungan sekitar seperti tetangga. Hubungan interpersonal dapat diatur
mulai dari kesepakatan bersama, adat, sampai hukum.
Jejaring sosial dapat mempengaruhi hubungan interpersonal
manusia dengan berbagai cara. Mulai dari perkenalan sampai dengan pemutusan
hubungan. Dalam jejaring sosial seperti Twitter, kita bisa saja berkenalan
dengan orang lain, dekat dengan orang itu, dan bisa juga memutuskan hubungan
dengan orang lain.
Jaringan pertemanan pun juga terbentuk di Twitter dengan
bentuk follow dan unfollow. Follow (mengikuti) berarti kita mengikuti akun
Twitter seseorang dan mengikuti linimasanya yang berisi update-update tentang
apa yang Ia sedang lakukan. Orang yang seringkali kita follow adalah tentunya
teman-teman kita. Sedangkan unfollow (berhenti mengikuti) adalah mengakhiri
pertemanan di Twitter dengan sengaja dengan cara berhenti meng- follow orang
yang dulunya kita follow. Proses unfollow ini disertai oleh berbagai
alasan,yang nantinya akan penulis bahas lebih lanjut.
Dahulu, jika kita menjalin pertemanan dengan orang, kita
harus berada di tempat itu juga dan bertatap muka. Yang terjadi sekarang adalah
meningkatnya hubungan dengan konteks virtual, dimana kita dapat berinteraksi
dengan orang di dunia maya, tanpa batas tempat dan waktu, dan tidak bertatap
muka, dan hal ini dapat kita temukan di Twitter
- Hambatan-hambatan psikologi dalam Interpersonal Online-reaction :
1.
- Identitas Palsu
Dalam
dunia maya kita dapat mempalsukan identitas kita. Karena tidak ada keharusan
untuk menaruh identitas asli. Ada juga orang yang sengaja mempalsukan
identitasnya untuk suatu tujuan. Contohnya ada beberapa orang yang menjalin
hubungan lewat internet kecewa bila melihat pasangannya secara langsung.
Pasalnya, pasangan yang mereka idam idamkan selama ini wajahnya tidak sesuai
dengan yang ada di foto. Karena sekarang banyak sekali aplikasi untuk mengedit
foto. Dari yang biasa saja bisa terlihat lebih putih dan mulus.
- 2. Kurangnya Komitmen
setiap
hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu
persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja
berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan melupakan semua
kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan
dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya,
dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang
atau tidak online lagi.
- 3. Perbedaan Waktu dan Bahasa
Hambatan
ini terjadi pada seseorang yang berkomunikasi dengan orang yang berbeda negara.
Bila kita ingin berinteraksi dengan mereka kita harus meyesuaikan berapa
perbedaan waktunya lalu apakah ini jam tidur atau bukan. Selain itu, banyak
dari mereka yang tidak mahir dalam menggunakan bahasa inggris yang terkadang
membuat kita tidak mengerti atau salah paham.
- 4. Kurang berlakunya norma dan etika
Kurang
Berlaku, sudah tidak jarang bahkan untuk saat ini sudah banyak kita lihat
seorang pengguna internet yang terlalu frontal dalam memberikan
komentar-komentarnya dijejaring social, saya ambil contoh seperti disitus
yahoo.com. berbagai macam orang berkomentar dengan mengeluarkan kata-kata yang
seharusnya tidak dikatakan disitu. Jadi sang pengguna ini telah melanggar norma
dan etika yang berlaku.
Perilaku
Negatif yang dapat timbul dari Interpersonal Online-Relation
Kebebasan mengakses situs-situ buruk (buruk)
Kemudahan mengakses filem-filem di internet, banyak situs yang di sengaja atau tidak di sengaja terdapat dambar yang menampilkan gambar porno. hal ini seorang anak di bawah umur seharusnya tidak melihat yang seperti itu, dia akan melihatnya secara mudah. itu juga menyababkan
banyak anak di bawah umur atau anak remaja yang melakukan
hal negatif dengan lawan jenisnya akibat melihat situs-situs porno dan banyak
terjadi hamil di luar nikah. Perilaku ini yang seharusnya tidak dilakukan
dan solusinya adalah sebagai orang tua membimbing dan memberitahu anak-anaknya
agar tidak berperilaku negatif dalam mengakses internet terutama untuk tidak
mengakses situs-situs yang buruk (situs porno).
·
Perilaku negatif yang menimbulkan sikap
SARA
Peilaku
ini sering terjadi dalam dunia maya. Pemicunya bisa dari dua orang yang
berselisih paham lalu menyinggung tentang SARA (Suku Ras Agama). Singgungan ini
bisa dalam bentuk sindiran, ejekan atau perbuatan. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya kesadaran para pengguna internet tentang etika dan norma
menggunakan internet. Mereka hanya mengikuti amarah mereka saja tanpa berpikir
panjang apakah itu dapat menyinggung orang banyak atau tidak.
Contoh
perilaku ini adalah perkataan salah satu lawyer FA dalam twitter yang
menyinggung Wagub DKI. Dia menyindir Wagub dengan membawa ras dari si Wagub.
Dalam hal ini si lawyer tidak berpikir panjang karena setelah kejadian tersebut
orang Indonesia yang satu ras dengan si Wagub menuntut lawyer tersebut ke jalur
hukum.
·
Cyber Cheating
Bisa
dibilang perselingkuhan. ketika seseorang yang secara nyata memiliki pasangan
di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan juga didunia maya. Misalnya ,
pria beristri memiliki sebuah akun di jejaring sosial, sedangkan istrinya
tidak. Tanpa sepengetahuan istrinya, si suami memasang status 'single' di akun
jejaring sosialnya itu. Sehingga secara tidak langsung, pria beristri ini
berkesempatan untuk memiliki gadis single lainnya.
·
Cyber Flirting
Membuat
rayuan dalam dunia maya. Cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi
di jejaring sosial bahkan game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak
amanan yang membuatnya dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah
dalam cyber flirting orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah
lagi jika dalam terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi
perilaku negatif cyber flirting tersebut.